Kamis, 30 Januari 2014

Gus Tajoel Arifin, Kader Ansor Kab Malang dan Pengasuh Pesantren Pemilik Sirkuit Off-Road

Gus Tajoel Arifin, Pengasuh Pesantren Pemilik Sirkuit Off-Road Di Wajak, Kabupaten Malang, berdiri Pondok Pesantren yang cukup unik. Karena di pesantren itu juga dibangun sirkuit off-road seluas tiga hektare. Sang pengasuh pesantren, Gus Tajoel Arifin, punya misi khusus di balik pendirian sirkuit itu.
Raungan mesin mobil off-road terdengar nyaring di sirkuitoff-road Ponpes Al Huda, Desa Klakah, Kecamatan Wajak, Minggu (19/1) lalu. Saat itu tengah digelar kejuaraan daerah Sprint Off-Road GP Ansor Kabupaten Malang V. Puluhan off-roader se-Jatim dan beberapa perwakilan luar Jawa adu sengit di sirkuit yang berada di kompleks Ponpes Al Huda itu. Luasnya sirkuit ini membuat paradriver mobil nyaman mengemudi sambil ngepot-ngepot. Beberapa driver bahkan sempat bermanuver dengan membelok menukik sangat tajam tanpa mengurangi kecepatan.

Pemandangan balapan mobil off-road itu persis seperti di sirkuit-sirkuit umum yang digelar di luar negeri. Namun, siapa sangka ternyata sirkuit off-road itu digagas oleh pengasuh sebuah pondok pesantren.  Aktivitas off-road ini seolah keluar dari pakem pesantren yang biasanya fokus pada materi mengaji sebuah kitab. ”Kami ini ingin agar pesantren ini bisa dikenal masyarakat. Tidak hanya dikenal ke-salafiyahan-nya saja, tapi juga tentang kegiatan ekstra kurikulernya. Saya pilih off-road karena minat olahraga ini jarang ada yang mewadahi. Entah itu pesantren atau lembaga pendidikan umum lainnya,” jelas Gus Tajoel, panggilan akrabnya ketika ditemui di rumahnya, Senin (20/1) kemarin.
Tajoel menceritakan, ide mendirikan sirkuit ini tidak datang begitu saja. Sebelum dijadikan sirkuit off-road, sebenarnya lahan seluas empat hektare itu masih ditanami tanaman sengon. Karena banyak sengon, lahan tersebut mirip hutan. Sekitar tahun 2009 itu, ketika dirinya tengah berkeliling lahan bersama teman komunitas off-road, dirinya mendapat ide dadakan ingin mengubah sebagian besar lahannya menjadi sirkuit off-road.
”Langsung saja sama teman-teman ide itu disambut gembira. Akhirnya saya putuskan membuat sekitar tiga hektarenya jadi sirkuit. Semua ide tentang sirkuit ini saya yang menuangkan dan ada beberapa pendamping juga dari guru di lembaga pendidikan pesantren yang membantu,” tukas pria berusia 48 tahun ini.
Ada pun sisanya seluas satu hektare masih menjadi lahan sengon. Saat Jawa Pos Radar Malangberkunjung Minggu dan Senin kemarin, pohon-pohon itu masih berdiri kokoh di ujung seberang sirkuit. Pohonnya pun sudah tinggi-tinggi, sekitar 10 meter. ”Sengaja tidak kami pakai semua karena yang satu itu digunakan untuk kegiatan anak-anak sebagai kader konservasi,” tandas ayah dua anak ini.
Sirkuit itu pun sudah terbentuk sejak 2009. Dan selama itu hingga sekarang, dirinya bekerjasama dengan GP Ansor Kabupaten Malang untuk rutin tiap tahun mengadakan sprint off-road. Pihak pesantren jadi penyelenggara dan didampingi GP Ansor. Apalagi Tajoel diketahui juga merupakan ketua bidang olahraga GP Ansor Kabupaten. ”Menyertakan GP Ansor ini juga untuk menghindarkan Ansor dari politik saja. Ini bukti bahwa Ansor juga peduli dan aktif dalam pengembangan olahraga. Hal yang harus dibanggakan warga NU,” terang pengasuh Pesantren Al Huda bidang pendidikan formal dan kegiatan ekstrakurikuler ini. (*/c1/abm)
Sumber: http://radarmalang.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar