Jumat, 19 Agustus 2016

THE 2ND AMIPEC 2016 : XANANA SERUKAN PERDAMAIAN

Malang, Gelaran the 2nd Annual Malang International Peace Conference (AMIPEC) 2016, yang dilaksanakan dikampus UNIRA malang mengahadirkan pembicara (keynote speaker) yang luar biasa diantara nya adalah KAY RALA XANANA GUSMAO yang merupakan mantan presiden Timor Leste. 

Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari 8 negara, antara lain dari senegal, gambia, ruanda, afrika, thailan, singapura, Timor Leste, Malaysia. Mereka hadir dalam rangka untuk bersama berkomitmen mewujudkan perdamaian dunia. 
Para delegasi itu disambut dengan welcome dinner di pendopo Kabupaten Malang pada tanggal 18|8|2016.

AMIPEC ini merupakan kegiatan yang kedua yang diselenggarakan oleh UNIRA MALANG dan GP ANSOR KABUPATEN MALANG.

Dalam presentasinya Mantan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao menyuarakan perdamaian dalam acara The 2nd Annual Malang Intenational Peace Conference (AMIPEC) di Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang, Jawa Timur.
Pemilik nama lengkap Kay Rala Xanana Gusmao tersebut mengatakan harus ada perubahan pola pikir tentang perdamaian. Selama ini, Ia menilai cara pandang tentang perdamaian dilihat sebagai sebuah kepentingan politik.

Upaya merubah mindset tentang perdamaian menurutnya dapat dilakukan melalui sebuah pendidikan tentang pedamaian. Ia mengaku sangat mengapresiasi UNIRA yang menjadikan pendidikan perdamaian sebagai salah satu upaya menciptakan perdamaian di penjuru dunia.

“Saya senang bisa berbicara perdamaian di sini,” ungkapnya.
Cara pandang perdamaian harus dilihat sebagai sebuah kebutuhan warga dunia sehingga upaya mewujudkan perdamaian harus diluar sebuah ideologi.
Harusnya perdamaian tidak akan terganggu oleh sebuah kepentingan dan masa lalu. Perdamaian tidak akan tewujud jika menjadikan sebuah pengalaman pahit sebagai pijakan, warga dunia harus mampu berdamai dengan masa lalu agar dapat menciptakan perdamaian.

Xanana mencontohkan bagaimana pengalamannya sendiri saat menjadi gerilyawan selama berlangsungnya konflik di Timor Timur, nama lama Timor Leste saat menjadi provinsi ke-27 Indonesia.
Pria yang juga mantan Presiden Timor Leste tersebut bisa berdamai dan menyerukan rakyat Timor Leste untuk tidak lagi menyebarkan kebencian pada Indonesia dan dengan begitu hubungan bertetangga Indonesia dan Timor Leste tetap berlangsung baik dan mulus.
Selain itu, peran sebuah media juga berpengaruh dalam sebuah perdamaian lebih dari itu pemuda haus menjadi agen pencipta perdamaian.

Sementara itu, Rektor UNIRA yang juga ketua GP ANSOR KABUPATEN MALANG, Hasan Abadi mengatakan, melalui AMIPEC ini dapat mencari point-point tentang pedamaian yang kemudian dapat dijadikan sebuah rujukan di negara-negara yang berkonflik. “Pasti ada inti yang sama bahwa kita menerima perbedaan,” jelasnya.(*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar