Sabtu, 11 Juni 2016

KETIKA SETAN BERPENAMPILAN NABI



Pada hakikatnya, setan ialah sesosok makhluk Allah yang pada awalnya sangat menentang penciptaan manusia. Mereka ingin manusia terpecah belah dan saling menumpahkan darah. Setan juga selalu membujuk manusia agar menjauhi perintah Allah dan selalu menuruti hawa nafsunya dalam mengejar dunia dan jabatan. Menurut Cak Nun, sudah tidak ada lagi setan yang menentang Tuhan dan Al-Quran, karena memang setan tahu, bahwa dirinya pun makhluk Tuhan, tapi yang ada setan berpenampilan Nabi dan bemulut al-Quran.

Kata-kata Cak Nun, sangatlah dalam dan perlu penjelasan ilmiah. Setan tidaklah nampak, manusia tidak mampu melihat setan dengan wujud aslinya. Jadi yang dimaksud disini adalah setan sebagai sifat. Sifat yang senang akan perpecahan dan merasa paling benar sendiri, inilah sifat setan yang ada pada diri manusia. Dengan berpenampilan seperti Nabi Muhammad Saw (memakai jubah, sorban, udeng-udeng) mereka menghasut orang lain untuk saling bermusuhan. Mereka menggunakan ayat-ayat al-Quran untuk membunuh orang. Berapa banyak manusia yang mati karena kebiadaban kekuasaan politik yang mengatasnamakan agama.

Setan-setan ini sekarang mulai menampakkan diri, mudah menuduh orang lain kafir, padahal kekafirannya sendiri tidak dipikirkan. Mereka sibuk mencaci maki orang lain dengan kata-kata kasar, dan enggan intropeksi kepada dirinya sendiri. Inilah hakikat setan, merasa paling sempurna sehingga mereka mampu mengkapling surga, selain kelompoknya tidak akan masuk surga. Mereka juga menggunakan dalih menegakkan hukum Allah, padahal yang mereka incar adalah menaklukkan wilayah negara lain untuk kelompoknya.

Sifat-sifat setan ini yang membuat Suriah, Irak, Libya, Somalia, Afganistan, Pakistan dilanda perang saudara. Berbicara bagaikan Nabi Muhammad Saw, di tangan kanan membawa al-Quran dan ditangan kiri membawa pedang, mereka membunuh satu sama lain. Membunuh warga sipil yang tak berdosa. Dengan dalih agama juga mereka menculik orang lain yang mana ujung-ujungnya mereka meminta tebusan. Ali bin Abi Thalib pun sudah memperingati bahaya kelompok orang yang berpenampilan Nabi dan bermulut al-Quran, bahwa mereka membaca al-Quran hanya sampai batas kerongkongan saja, mereka tidak mampu menerima cahaya hikmah al-Quran tentang kedamaian dan toleransi, alih-alih ingin menegakkan hukum Allah, justru mereka membunuh Ali yang mana Ali adalah menantu Nabi Muhammad Saw.

Mereka selalu mengatakan mereka adalah pengikut Nabi Muhammad yang sejati, padahal apakah Nabi Muhammad pernah membakar tawanan? atau menjadikan budak seks tawanan tersebut? atau menjadikan anak-anak tameng untuk melakukan bom bunuh diri? tidak satupun Nabi Muhammad pernah melakukan itu. Itu adalah perbuatan setan yang berbentuk manusia, demi ambisi kekuasaannya mereka bergaya bagaikan Nabi Muhammad.

Sumber:islamramah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar