Jumat, 10 Oktober 2014

USHUL AL-ANSOR

USHUL Al-ANSHOR
PC GP ANSOR KABUPATEN MALANG

            Islam sebagai  ad-Diin(agama) diturunkan Allah Subhanahu Wata’ala ke muka bumi dengan perantara risalah Muhammad SAW dengan kelengkapan nilai-nilai universal yang terangkum dalam Qu’an suci. Qur’an suci berfungsi sebagai pedoman dalam menjalankan hidup dan kehidupan bagi manusia (hudan linnaas).
Pada tahapan selanjutnya Al-Qur’an telah diterjemah, ditafsir bahkan di ta’wil sesuai dengan kondisi dan kemampuan intelektual  - ulama- dari masa keamasa, yang pada akhirnya penterjemahan ini mencuatkan nilai-nilai yang berbeda antara satu dengan yang lainnya sehingga menimbulkan perbedaan pandangan diantara aliran-aliran dan mazhab-mazhab dalam Islam, bahkan di belahan lain mengarah pada perpecahan. Dalam catatan sejarah satu sisi hal ini menimbulkan dilema dimana umat Islam “tidak utuh” lagi, tetapi disisi lain hal ini menimbulkan lonjakan perkembangan pemikiran dan kemajuan keilmuan umat Islam.
Namun pada dasarnya, kaum muslim tetap dalam “satu Islam” apapun mazhab dan firqahnya ketika sama-sama berprinsip tauhid ­Laa ilaaha illalla, tiada sesembahan apapun kecuali Allah, dan kemudian berkeyakinan bahwa rasul-rasul Allah yang dikirim kepada umat manusia berakhir pada diri Muhammad SAW, sebagai penutup Nabi dan Rasul, khatam al-anbiya’ wa al mursalin) selaras dengan firman Allah dalam Q.S. Al Ahzab:40, “Bukanlah Muhammad itu Bapak dari salah seorang diantara kalian, dia adalah Rasul Allah dan Nabi yang terakhir”. Makna tersiratnya bahwa Risalah semua Nabi dan Rasul telah berakhir sempurna dalam Risalah Nabi Muhammad SAW, sesuai dengan Firman Allah dalam Q.S. Al Maidah: 3, “Hari ini AKU (Allah) telah sempurnakan bagimu agamamu, lengkaplah untukmu nikmat-KU, dan  AKU ridha bagimu Islam sebagi  Agama”.  Dengan demikian, gamblanglah sudah Islam adalah agama yang terakhir dan sempurna.
Hal ini dapat dijelaskan kenapa Islam terakhir dan sempurna? Karena ajaran Islam tidak hanya mengatur amalan-amalan pribadi vertikal manusia dengan Tuhannya, hablum minallah, yang menempatkan totalitas kemanusiaan kepada Tuhannya sebagai  hamba Allah (abda Allah), yang berujung kepada kesalehan pribadi.  Namun Islam juga mengatur hubungan horizontal yang harmonis manusia dengan manusia yang lain, sebagai wujud hablum minannas  yang menghasilkan kesalehan sosial, pun juga diatur hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya sebagai wujud fungsi wakil Allah dimuka bumi (khalifah fil Ard). Totalitas kesetimbangan antara manusia sebagai hamba Allah dan sekaligus khalifatullah inilah yang pada giliran selanjutnya melahirkan kesalehan universal (Rahmatan lil’alamin).
Dalam paktek sejarahnya, kesalehan universal (rahmatan lil ‘almi)  ini telah dicontohkan oleh para Sahabat Ansor di Madinah ketika dengan tangan terbuka dengan semangat Tauhid dan persaudaraan menerima Nabi Muhammad SAW dan golongan Muhajirin. Dicatat dalam sejarah sahabat Ansor tidak hanya sekedar menerima tetapi mau berbagi  harta benda bahkan kedudukan kemasyarakatan waktu itu. Dan bahkan kemudian membangun negara dan bangsa secara bersama-sama tanpa ada perbedaan.

1.      Tauhid sebagai Fundamen dan Spirit Gerakan
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آَدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)",
2.      Takwa sebagai Cita Gerakan
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.(al Hujurot 13)
3.      Cinta Ilmu
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ

Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).(al Baqoroh 269)
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(al mujadilah 11)

4.      Adil , Jujurdan Amanah

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, ( an Nahl 70)
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. ( An Nisa 58)
عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيقًا (متفق عليه)
Tetaplah kamu jujur(benar), karena jujur itu menunjukkan kepada kebaktian, dan kebaktian itu menunjukkan kepada surga. Seorang laki-laki senantiasa jujur dan mencari kejujuran sampai dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. (HR. Muttafaq alaih).


5.      Toleransi& Persaudaraan

وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لَا يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِينَ (40) وَإِنْ كَذَّبُوكَ فَقُلْ لِي عَمَلِي وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيئُونَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُونَ(41)
Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Quran, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. -  Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan". (yunus 41-42)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. ( al Hujurat 13)

6.      Berbuat Baik dan Mencegah kemungkaran
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ( An nahl 125.)

7.      Kepemimpinan dan Kepeloporan.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. (ali imron 159)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ قَدْ بَيَّنَّا لَكُمُ الْآَيَاتِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْقِلُونَ (118)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya. (Ali imron 118)
8.      Siap berjuang dan berkorban
الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar. ( ali imron 172)
9.      Persatuan dan Persaudaraan.
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara.(ali Imron 103)

مَثَلُ الْمُسْلِمِيْنَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ كَالْجَسَدِ الْوَاحِدِ إِذَا اِشْتَكَى مِنْهُ عَضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالْحُمَى
Permisalan kaum mukminin dalam berkasih-sayang dan saling mencintai, bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh merasa demam dan tidak bisa tidur” ( Hr. Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar