Sabtu, 21 Mei 2016

PKS BUKALAH TOPENGMU

PKS yang merupakan kepanjangan tangan dari Partai Masyumi dan banyak terwarnai oleh ideologi perjuangan Ikhwanul Muslimin -sebuah organisasi keagamaan yang didirikan Hasan Al Bana di Mesir dan kemudian berkembang luas ke pelbagai negara- memiliki hidden agenda, yakni mengganti ideologi Pancasila menjadi ideologi Islam. Hal ini bisa diketahui setelah mengamati dan meneliti berbagai agenda dakwah PKS, seperti aktivitas PKS dalam upaya menegakkan sistem pemerintahan Islam dengan pelbagai atributnya. 

Upaya PKS tersebut berpotensi melahirkan konflik dengan parpol-parpol lain yang berhaluan nasionalis. Selain itu, syariat Islam tidak mungkin bisa berdiri di Indonesia, karena Indonesia adalah negara majemuk dengan berbagai adat-istiadat, pola pikir, dan kepercayaan (agama) masyarakat.
Secara umum, ideologi keagamaan PKS adalah Islam modernis yang memiliki afiliasi dengan gerakan Wahabi -sebuah gerakan keagamaan yang dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab dari Saudi Arabia-. Ciri utama gerakan Wahabi ini adalah upaya menentang keras segala bentuk peribadatan Islam yang dianggap tidak sesuai dengan yang dicontohkan Nabi Muhammad. Sebenarnya, ideologi gerakan Wahabi ini telah berkembang luas di Indonesia sejak awal abad 19, gerakan dakwah PKS ini berbahaya karena sesungguhnya ideologi keagamaan yang diusung oleh PKS memiliki keterkaitan yang erat dengan ideologi Ikhwanul Muslimin. 
Tokoh Dumay Denny Siregar kali ini membongkar jaringan Khilafah PKS yang ‘dukung’ ISIS. Berikut tulisan Denny Siregar:
Penolakan PKS terhadap usulan Perppu yang diwacanakan Menteri Hukum dan Ham untuk cegah virus ISIS di Indonesia sebenarnya bukan barang aneh.
Ingat Anis Matta, mantan Presiden PKS ini pernah mengatakan bahwa mereka yang memusuhi ISIS itu lebay, karena kekuatan ISIS hanya puluhan ribu sedangkan yang memeranginya 40 negara. Pria ber-rolex ini sendiri menganggap bahwa adanya ISIS adalah bagian dari proses hilangnya Irak dan Suriah menjadi negara baru. 
Bisa ditangkap bahwa sebenarnya Anis Matta “mendukung” adanya ISIS yang mengobarkan berdirinya negara Islam dengan melenyapkan negara lain.
Kenapa PKS terlihat setuju? Karena mereka sebenarnya mempunyai ideologi yang sama, yaitu tegaknya khilafah di bumi Indonesia.
PKS tidak bisa menghapus jejaknya bahwa mereka didirikan dengan dana mayoritas dari organisasi Ikhwanul Muslimin yang sedang diberantas di Mesir. Dan seperti hal-nya sebuah organisasi, mereka mempunyai ideologi yang tetap mereka nyalakan di hati mereka. 
Indonesia adalah ladang yang subur bagi PKS untuk menyemai kembali ruh Ikhwanul Muslimin disini. Negara dengan jumlah muslim terbesar di dunia sangat cocok untuk dijadikan negara khilafah.
Jadi, maaf saja PKS, kalau segala gerakmu yang sekarang terlihat cenderung moderat sejak kepemimpinan yang berganti, tidak bisa menutup mata bahwa “ada sesuatu” yang sedang dijalankan. Meski saya akhirnya dituduh ber-prasangka buruk, tapi fakta di lapangan memperkuat teorinya. 
Kejadian bom Sarinah yang baru saja, membuka kembali tabir itu.
Serangan dunia maya mengecilkan peran aparat dengan segala teori2 konspirasi seakan2 ini adalah pengalihan isu. Tujuannya jelas, menjatuhkan wibawa aparat dan pemerintah, seolah2 mereka sebenarnya yang menjadi dalang semua itu. 
Proses cuci otak ini tidak lepas dari peran cyber army-nya yang terkenal kuat itu. Kemampuan mereka membolak-balik fakta sudah teruji saat pilpres 2014 lalu dan mereka uji kembali sekarang ini.
Dengan adanya berita provokatif dan menjatuhkan wibawa pemerintah, diharapkan terus terpelihara kebencian yang semakin dalam. Bahkan beritanya sempat dikembangkan, bahwa ada Prabowo di balik bom Thamrin, untuk mengadu pendukung fanatik kedua kubu. Sulit melacak asal berita, tetapi polanya terlihat jelas.
Ocehan Fahri Hamzah yang terlihat seperti “menyepelekan” ISIS dengan menolak usulan Perppu, mirip dengan ucapan Anis Matta yang terlihat “mengkerdilkan” ISIS. 
Tujuannya satu, supaya ISIS tidak terlihat menjadi masalah besar di mata pemerintah Indonesia. Dengan begitu pemerintah diharapkan tidak waspada dengan perkembangan ISIS di Indonesia.
Fahri Hamzah dan Anis Matta mungkin lupa, bahwa ISIS yang mereka selalu “kerdilkan” itu, telah membantai ribuan nyawa sejak kehadirannya. Dan tidak mewaspadainya, sama saja mengundang mereka dengan gelaran karpet merah dan mengulurkan kepala dengan sukarela untuk dipenggal. Ah entah, benarkah mereka lupa?
Saya juga tidak tahu, kenapa mendengar nama PKS seperti menyeruput secangkir kopi tanpa gula? Pahit di lidah dan membuat mata terjaga waspada. Bukalah dulu topengmu, wahai PKS.. Biar kulihat jelas wajahmu. 

Sumber: DennySiregar.com

3 komentar:

  1. di bayar berapa min bikin artikel ini sama PDIP . . . :p hihihi

    BalasHapus
  2. Terserah lu mau ngomong apa yg penting saya tetap cinta pks , Apalagi akbar ..

    BalasHapus
  3. Terserah lu mau ngomong apa yg penting saya tetap cinta pks , Apalagi akbar ..

    BalasHapus